Bohong, Guru Ngaji Dianiaya di Ciamis Jabar

Bohong, Guru Ngaji Dianiaya di Ciamis Jabar "Saya simpulkan penganiayaan yang terjadi terhadap saya dilakukan makhluk gaib," kata Rian didampingi Kepala Desa Ii Suherli dan rekan-rekannya.
Ciamis - Rian Riana (28) yang sempat mengaku menjadi korban penganiayaan orang misterius siap mencabut laporan polisi. Guru ngaji di Ciamis ini secara mengejutkan menyimpulkan pelaku yang menganiayanya bukan manusia, tapi makhluk gaib.

Pria tersebut mengungkapkannya di Kantor Desa Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/3/2018). Dia menyampaikan klarifikasi berkaitan hal tersebut.

"Saya simpulkan penganiayaan yang terjadi terhadap saya dilakukan makhluk gaib," kata Rian didampingi Kepala Desa Ii Suherli dan rekan-rekannya.

Ia menjelaskan kejadian penganiayaan menimpanya berlangsung pada Senin (26/2) malam, sekitar pukul 20.15 WIB. Waktu itu Rian mengaku baru keluar dari Masjid Nurul Iman.

Selagi perjalanan pulang, Rian menyebut ada sosok menyerangnya. Kabar tersebut membuat geger warga setempat.

"Saya merasa disetrum, diseret, dipukuli dan merasa keluar darah," begitu surat pernyataan yang disampaikan Rian.

Lalu pada Selasa (27/2), Rian dibawa ke RSUD Ciamis. Berdasarkan hasil visum dokter menyatakan Rian sehat dan tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan.

Cabut Laporan, Guru Ngaji di Ciamis: Saya Dianiaya Makhluk GaibSurat pernyataan Rian Riana yang mengaku dianiaya makhluk gaib. (Foto: Dadang Hermansyah)
Klarifikasi dibeberkan Rian ini tak lain karena ada keresahan di masyarakat. Khawatir mengganggu kondusifitas dan guna mencegah salah sasaran.

Dia menegaskan segera mencabut laporan yang dibuatnya di Polres Ciamis.

"Saya akan mencabut laporan polisi," ujar Rian.

Baca juga: Ini Lokasi Guru Ngaji di Ciamis Disetrum Orang Misterius

Kepala Desa Darmacaang Ii Suherli menjelaskan peristiwa yang terjadi menimpa Rian beberapa waktu lalu banyak praduga-praduga. Adanya klarifikasi langsung oleh Rian untuk memperjelas dan menghindari praduga.

"Apabila masyarakat merasa terganggu dan resah mohon maaf sekali, itu bukan disengaja tetapi kenyataannya seperti itu. Mudah-mudahan situasi menjadi tenang semuanya," ucap Ii.

Dir Reskrimum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana membenarkan klarifikasi diungkapkan Rian.

"Bersangkutan mengaku dianiaya diduga bukan dilakukan oleh manusia, tapi diduga dilakukan oleh makhluk gaib," kata Umar via pesan singkat.

Sumber: Detikcom

***

Berita sebelumnya:

Ciamis - Motif penyerangan dan siapa pelaku penganiayaan teradap Rian Riana (35) masih teka-teki. Guru ngaji di Ciamis ini mengaku disetrum dan ditimpuk batu orang tak dikenal. Polisi turun tangan menyelidiki.

Rian kini terbaring di RSUD Ciamis lantaran luka memar di kepala dan punggung. Peristiwa yang diungkapkan pria tersebut terjadi di Dusun Cimarongmong, Desa Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (26/2) malam.

Kejadian bermula saat Rian berjalan kaki pulang ke rumah usai mengajar ngaji. Dia baru saja keluar dari Masjid Nurul Iman.

"Saya diserang dan disetrum dari belakang," ucap Rian di RSUD Ciamis, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).

Korban mengaku tak mengetahui gerak gerik atau kedatangan pelaku. Insiden tersebut berlangsung cepat. "Saya tidak merasa ada yang mengikuti," ujarnya.

Dia memperkirakan pelaku berjumlah satu orang yang diduga bersenjata alat setrum tegangan rendah. Namun Rian sama sekali tidak mengetahui ciri-ciri pelaku lantaran saat kejadian berlangsung malam sehingga penglihatan terbatas. Ia menjelaskan tidak ada saksi.

"Jadi saya tidak mengetahui persis pelaku penyerangan, karena setelah dipukul saya langsung pingsan," kata Rian.

Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Hendra Virmanto membenarkan adanya laporan peristiwa penganiayaan terhadap Rian. Polisi tengah mengusut kasus tersebut.

"Saat ini masih dalam penyelidikan," ucap Hendra saat dihubungi via telepon.

Sipa (24) mengaku kaget dengan peristiwa yang menimpa suaminya. Sepengetahuan dia, Rian tidak memiliki permasalahan dengan siapa pun.

Menurut Sipa, sang suami aktivitas sehari-hari selepas pulang dari kantor desa atau sekitar pukul 15.00 langsung mengajar ngaji anak-anak di madrasah. "Jadi setiap pulang dari kantor langsung ngajar ngaji, kadang pulang sampai malam karena sering mengisi pengajian di masjid-masjid," tutur Sipa di RSUD Ciamis.

"Saya kaget ketika pulang dari masjid diantar oleh uwak dengan wajah yang pucat," kata Sipa menambahkan.

Sumber: Detikcom

LihatTutupKomentar