Hukum Darah Jerawat saat Shalat

Bagaimana hukum orang sholat Waktu sholat tidak sengaja nekan jerawat dan mengelurkan darah Apakah darah yang keluar dihukumi Najis atau tidak?
PERTANYAAN :

Assalamualaikum ustadz..

Bagaimana hukum orang sholat
Waktu sholat tidak sengaja nekan jerawat dan mengelurkan darah
Apakah darah yang keluar dihukumi Najis atau tidak?
Mohon jawabannya..
Dan kalo bisa disertai dalil2 yang soheh.
Sekian terimakasih..

JAWABAN :

Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..

Hukumnya ditafshil/ khilaf :
~ jika darah keluar sendiri, maka sedikit Dan banyak di ma’fu.
~ jika sengaja ditekan maka yg di ma’fu jika sedikit. Jika banyak tidak di ma’fu.

Perinciannya sebagaimana berikut :

1. Kalau darahnya sedikit maka dimakfu.

Hukum Jerawat pecah dalam sholat sebagai berikut:

a- Tidak membatalkan shalat, dengan syarat pecah sendiri serta tidak bercampur dengan lainnya, Apabila ada unsur kesengajaan didalamnya maka menurut qaul ashoh dimakfu ( tidak membatalkan sholat) jika sedikit darah yang keluar sedikit serta tidak bercampur dengan yang lain..
Sedangkan menurut pendapat muqobilul ashaf maka mbatalkan.

تحفة المحتاح ..

وَلَا تَبْطُلُ بِدَمِ نَحْوِ بُرْغُوثٍ وَبَثْرَتِه مَا لَمْ يَكْثُرْ بِقَتْلٍ وَعَصْرٍ ا هـ .

Artinya
shalat tidak batal akibat darah semacam kutu atau jerawat selagi tidak banyak yang akibat ia bunuh dari kutu, atau pencet dari jerawatnya

Ibaroh yang menjelaskan Harus tidak bercampur dengan materi yang lain

نهاية الزين ٤٢
قوله (ودمل) و فصد و حجم و قروح و بواسير و نحو ذلك (و ان كثر) الدم في ذلك و لو تفاحش فى الصورة الاولى على المعتمد مالم يختلط باجنبي مطلقا هذا اذا كان الكثير ( بغير فعله) فلا يعفى عن ذلك اذا كان بفعله

Fokus pada yang ditebalkan

*فإن كثر بفعله قصدا* كأن قتل نحو برغوث في ثوبه أو عصر نحو دمل أو حمل ثوبا فيه دم براغيث مثلا وصلى فيه أو فرشه وصلى عليه أو زاد على ملبوسه لا لغرض كتجمل *فلا يعفى إلا عن القليل على الأصح*

Artinya:
Bila keluarnya akibat ulahnya seperti ia sengaja membunuh kutu di bajunya atau sengaja memencet bisulnya atau ia shalat dengan memakai pakaian atau beralaskan perkara yang ada darah kutunya atau ia mengenakan pakaian berlebih tanpa ada tujuan maka darah-darah yang semacam ini tidak lagi diampuni kecuali bila sedikit menurut pendapat yang ashoh.

b. Batal apabila sengaja.

ويعفى عن دم نحو برغوث ) مما لا نفس له سائلة كبعوض وقمل لا عن جلده

( قوله عن دم نحو برغوث ) الإضافة فيه لأدنى ملابسة لأنه ليس له دم في نفسه وإنما دمه رشحات يمصها من بدن الإنسان ثم يمجها

… ( بغير فعله )

فإن كثر بفعله قصدا كأن قتل نحو برغوث في ثوبه أو عصر نحو دمل أو حمل ثوبا فيه دم براغيث مثلا وصلى فيه أو فرشه وصلى عليه أو زاد على ملبوسه لا لغرض كتجمل فلا يعفى إلا عن القليل على الأصح كما في التحقيق والمجموع

Dan dima’fu (diampuni) darah yang keluar dari binatang semacam kutu, nyamuk yaitu binatang-binatang yang pada dasarnya tidak memiliki darah yang mengalir melainkan berasal dari yang ia hisap dari badan manusia kemudian ia muntahkan tapi tidak kulit binatang tersebut… bila darah tersebut bukan akibat pekerjaannya.

Bila keluarnya akibat ulahnya seperti ia sengaja membunuh kutu di bajunya atau sengaja memencet bisulnya atau ia shalat dengan memakai pakaian atau beralaskan perkara yang ada darah kutunya atau ia mengenakan pakaian berlebih tanpa ada tujuan maka darah- darah yang semacam ini tidak lagi diampuni kecuali bila sedikit menurut pendapat yang shahih seperti keterangan dalam kitab at-Tahqiiq dan al-Majmuu’.

I’aanah at-Thoolibiin I/100

Adapun darah mimisan, bisul Ditafsil :

Bila darahnya sedikit, maka tidak membatalkan shalat. Apabila darah yang keluar banyak dan mengenai sebagian dari badan dan pakaiannya, maka wajib membatalkan shalatnya, meskipun shalat jumat.

فائدة : قال في التحفة : ولو رعف في الصلاة ولم يصبه إلا القليل لم يقطعها ، وإن كثر نزوله على منفصل عنه ، فإن كثر ما أصابه لزمه قطعها ولو جمعة ، وإن رعف قبلها واستمر فإن رجى انقطاعه والوقت متسع انتظره وإلا تحفظ كالسلس اهـ.

“Faidah: Mushannif (pengarang kitab) berkata dalam kitab Tuhfah: “Andai seseorang mimisan didalam shalat, dan darah yang keluar hanya sedikit, maka tidak membatalkan shalatnya. Apabila darah yang keluar banyak hingga mengenai bagian badan yang lain. Apabila darah yang mengenai bagian badan lain sangat banyak, maka seseorang yang sedang shalat itu harus membatalkan shalatnya meski dia sedang shalat jumat. Bila mimisan keluar sebelum shalat dan keluar terus, namun dimungkinkan mimisan berhenti dan waktu shalat masih cukup, maka dianjurkan untuk ditunggu hingga berhenti, apabila tidak mungkin ditunggu hingga berhenti, maka hidung disumpal saat shalat sebagaimana orang yang beser”.

Bughyat al Musytarsyidin Halaman 53

ولو رعف في الصلاة لم تبطل و إن لوث بدنه مالم يكثر

بشرى الكريم 1 /91

Keluar darah dari hidung/mimisan pada waktu shalat tidak membatalkan shalat sekalipun mengenai anggota badan. Dengan sarat darah yang keluar tidak banyak.

Busyral karim 1 /91]

2. Dimakfu baik banyak atau sedikit.

Adapun yang menjelaskan tentang di makfunya darah baik sedikit atau banyak sebagai berikut :

Darah yang keluar dari diri seseorang di waktu shalat karena disebabkan luka seperti jerawat, bisul dan yang lainnya baik sedikit ataupun banyak maka najisnya dima’fu dan shalatnya tetap sah. sebagai mana Abiy Syuja’ berkata dalam kitabnya Al-Iqna’ Juz 1. H.78, sebagaimana berikut.

أما دم الشخص نفسه الذي لم ينفصل كدم الدماميل والقروح وموضع الفصد والحجامة فيعفى عن قليله وكثيره انتشر بعرق أم لا ويعفى عن دم البراغيث والقمل والبقّ ونم الذباب وعن قليل بول الحفاش وعن روثه وبول الذباب لأن ذلك مما تعم به البلوى ويشق الإحترازه عنه ودم البراغيث والقمل رشحات تمصّها من بدن الإنسان وليس لها دم فى نفسها ذد، ذكره الإمام وغيره فى دم البراغيث ومثلها القمل.

Tentang ukuran Sedikit dan banyaknya darah :

Yaitu di kembalikan pada adat kebiasaan,
Jika pada uruf masyarakat di anggap sedikit maka dihukumi sedikit, jika biasanya dianggap banyak maka dihukumi banyak. Jika masih ragu apakah darahnya banyak atau sedikit maka dihukumi sedikit.

Berikut pendapt para ulamak :
– waqila ukuran banyak adalah jika sudah mencapai batasan jelas bagi orang yg melihatnya tanpa perlu memikirkannya.
– waqila ukuranya lebih dari ukuran uang dinar.
– waqila ukuran banyak adalah seukuran telapak tangan keatas,
– waqila lebih daripada itu.
– waqila seukuran dirham bigholi.
– waqila lebih daripada itu.
– waqila ukuran banyak adalah lebih dari ukuran kuku. Wallohu a’lam.

– Kitab I’anah Al-tholibin (1/122) :

والمرجع في القلة والكثرة العرف، وما شك في كثرته له حكم القليل.
(قوله: والمرجع في القلة والكثرة العرف) أي فما عده العرف قليلا فهو قليل، وما عده كثيرا فهو كثير.
وقيل: الكثير ما بلغ حدا يظهر للناظر من غير تأمل وإمعان.
وقيل: إنه ما زاد على الدينار.
وقيل: إنه قدر الكف فصاعدا.
وقيل: ما زاد عليه.
وقيل: إن الدرهم البغلي، أي قدره.
وقيل: ما زاد عليه.
وقيل: ما زاد على الظفر.
اه شرح منظومة ابن العماد.

PEMBAGIAN NAJIS DIANTARANYA :

1. Najis yang dima’fu baik sedikit maupun banyaknya, baik di baju maupun di badan, yaitu : darahnya kutu loncat, kutu rambut, nyamuk, jerawat, nanah, bisul, cacar dan darah tempatnya bekam. di ma’funya najis-najis tersebut dengan dua syarat :

a. Bukan atas perbuatan diri sendiri, jadi misalnya membunuh kutu kemudian darahnya mengotori baju dan banyak darahnya maka tidak dima’fu.

b. Tidak melampaui batas dalam membiarkannya, karena manusia mempunyai kebiasaan mencuci baju,jika baju ditinggalkan tanpa dicuci selama setahun misalnya, dan dibiarkan bertumpuk-tumpuk maka tidak dima’fu.

2. Najis yang sedikitnya dima’fu, jika banyak tidak dima’fu, yaitu : darahnya orang lain dan tanah jalanan yang diyakini najisnya.

3. Najis yang dima’fu bekasnya dan tidak di ma’fu dzatiyahnya, yaitu : bekas istinja’ dan sisa bau atau warna najis yang sulit hilangnya.

4. Najis yang tidak dima’fu dztiyah dan bekasnya, yaitu selain najis-najis yang disebut diatas.

Pembagian najis yang dima’fu :

1. Najis yang dima’fu di air dan baju, yaitu : najis yang tidak terlihat pandangan mata, debu najis yang kering, sedikit asap, rambut, mulutnya kucing dan bayi.yang semisal air adalah benda cair, dan yang semisal baju adalah badan.

2. Najis yang dima’fu di air dan benda cair tapi tidak di ma’fu dibaju dan badan, yaitu : bangkai hewan yang tidak mempunyai darah mengalir, lobang kotoran burung, kotoran ikan, dan cacing yang muncul dalam benda cair.

3. Sebailknya kedua, dima’fu di baju dan badan tapi tidak dima’fu di air dan benda cair, yaitu : darah sedikit, tanah jalanan, ulat sutera jika mati di dalamnya.maka tidak wajib membasuhnya sebagaimana penjelasan al hamawy, sedangkan penjelasan qodhi husain sebaliknya.

4. Najis yang dima’fu pada tempat saja, yaitu : kotoran burung di masjid dan tempat towaf, dan disamakan dengannya yaitu sesuatu yang berada dalam perut ikan yang kecil.

Macam-macam najis dari segi dima’funya :

1. Najis yang dima’fu jika ada di baju dan badan yaitu najis yang sangat kecil yang tidak terlihat oleh mata.

2. Najis yang dima’fu di baju tapi tidak dima’fu jika ada di air, yaitu : seperti darah yang sedikit.

3. Najis yang dima’fu di air tapi tidak dima’fu jika ada di baju : seperti bangkai yang tidak mengalir padanya darah, seperti bangkai lalat dan semut.

4. Najis yang tidak dima’fu sama sekali yaitu selain dari pada najis yang telah disebutkan di atas. Wallohu a’lam bis showab.

– kitab asybah wan nadhoir :



تقسيم النجاسات

أقسامأحدها : ما يعفى عن قليله وكثيره في الثوب والبدن وهو : دم البراغيث والقمل والبعوض والبثرات والصديد والدماميل والقروح وموضع الفصد والحجامة ولذلك شرطان

أحدهما : أن لا يكون بفعله ، فلو قتل برغوثا فتلوث به وكثر : لم يعف عنه

والآخر : أن لا يتفاحش بالإهمال فإن للناس عادة في غسل الثياب ، فلو تركه سنة مثلا وهو متراكم لم يعف عنه قال الإمام : وعلى ذلك حمل الشيخ جلال الدين المحلي قول المنهاج إن لم يكن بجرحه دم كثير .

الثاني : ما يعفى عن قليله دون كثيره وهو : دم الأجنبي وطين الشارع المتيقن نجاسته .

الثالث : ما يعفى عن أثره دون عينه وهو : أثر الاستنجاء ، وبقاء ريح أو لون عسر زواله .

الرابع : ما لا يعفى عن عينه ولا أثره وهو ما عدا ذلك .

تقسيم ثان ما يعفى عنه من النجاسة أقسام :

أحدها : ما يعفى عنه في الماء والثوب وهو : ما لا يدركه الطرف وغبار النجس الجاف وقليل الدخان والشعر وفم الهرة والصبيان . ومثل الماء : المائع ومثل الثوب : البدن

الثاني : ما يعفى عنه في الماء والمائع دون الثوب والبدن وهو الميتة التي لا دم لها سائل ومنفذ الطير وروث السمك في الحب والدود الناشئ في المائع .

الثالث : عكسه ، وهو : الدم اليسير وطين الشارع ودود القز إذا مات فيه : لا يجب غسله صرح به الحموي وصرح القاضي حسين بخلافه

الرابع : ما يعفى عنه في المكان فقط ، وهو ذرق الطيور في المساجد والمطاف كما أوضحته في البيوع ويلحق به ما في جوف السمك الصغار على القول بالعفو عنه لعسر تتبعها وهو الراجح .

التقريرات السديدة ج ١ ص ١٣٠.

أقسام النجاسات المعفو عنها أربعة : ١. ما يعفى عنه في الثوب و الماء و هو ما لا يدرك الطرف .٢. ما يعفى عنه في الثوب دون الماء كقليل الدم.٣. ما يعفى عنه في الماء دون الثوب : الميتة التي لا دم لها سائل كذباب و نمل.٤. ما لا يعفى عنه مطلقا : بقية المجاسات.
Wallahu a’lamu bisshowab..

Sumber: IKABA
LihatTutupKomentar