Kasus Orang Gila di Ponpes Ploso Kediri

Penyebar informasi bohong bahwa telah terjadi teror dan pengancaman di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kabupaten Kediri akhirnya terbongkar. Adalah Riyanto Gempol (50) warga asal Ngawi, Jawa Timur yang melakukannya. Riyanto adalah seorang pengunjung ponpes yang hendak bersilaturahmi dengan salah seorang kiai pengasuh ponpes. Tiba-tiba saja Riyanto memberikan kabar dan informasi kepada polisi serta petugas keamanan pondok bahwa dirinya telah di ancam dan disandera oleh 3 orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam pada Senin (19/2/2018).
Pilpres 2019 masih setahun lagi. Tapi isu-isu yang membikin panas situasi dan kondisi kamtibmas sudah mulai digoreng. Dimulai dari banyaknya kasus orang gila masuk pesantren dan berusaha membunuh atau menganiaya para kyai di pesantren. Baik itu berita bohong atau fakta. Termasuk kasus pesantren Ploso di bawah ini.

Data fakta Berita Orang gila Masuk Pesantren
Infografis Data fakta Berita Orang gila Masuk Pesantren (kredit Detikcom)

Kediri - Penyebar informasi bohong bahwa telah terjadi teror dan pengancaman di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kabupaten Kediri akhirnya terbongkar. Adalah Riyanto Gempol (50) warga asal Ngawi, Jawa Timur yang melakukannya.

Riyanto adalah seorang pengunjung ponpes yang hendak bersilaturahmi dengan salah seorang kiai pengasuh ponpes. Tiba-tiba saja Riyanto memberikan kabar dan informasi kepada polisi serta petugas keamanan pondok bahwa dirinya telah di ancam dan disandera oleh 3 orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam pada Senin (19/2/2018).

Riyanto mengaku khilaf saat mengarang cerita tersebut. Tetapi kekhilafan Riyanto telah membawa korban. Seorang pria bernama Abdul Aziz asal Situbondo sempat diamankan polisi.

"Saya tidak bermaksud melakukan hal-hal di luar batas dan terus terang saya khilaf atas berita dan kabar bohong ini," kata Riyanto di hadapan para pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Senin, (26/2/2018).

Riyanto meminta maaf atas kelakuannya yang telah membuat laporan palsu ke polisi. "saya minta maaf pada semua pengurus pondok, umat muslim, dan juga bapak polisi yang sudah repot menyelidiki kasus teror di ponpes Al- Falah. Semua keterangan yang saya berikan ke polisi pada awal laporan saya adalah tidak benar dan itu tidak terjadi pada saya," imbuh Riyanto sambil sesekali mengusap air mata.

Menurut perwakilan Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Muhammad Thoif, pihaknya bersyukur dengan sikap Riyanto yang mengakui informasi yang ia sampaikan bohong dan tidak benar.
Riyanto Gempol Meminta maafRiyanto Gempol Meminta maaf (Foto: Andhika Dwi Saputra)
"Saya bersyukur semuanya sudah clear dan beres terkait masalah teror ini," jelas Gus Thoif.

Gus Thoif juga menambahkan jika persoalan ini tidak akan diperpanjang dan dipermasalahkan lagi, karena Riyanto memang awalnya hanya sebagai pengunjung pondok, bukan santri maupun alumni santri.

"Kami sudah dengar bersama apa yang dikatakan pak Riyanto, atas informasi yang merisaukan tersebut adalah tidak benar, dan kami tidak memperpanjang persoalan tersebut," kata Gus Toif.

Berdasar pantauan detikcom di lokasi, dalam press release yang digelar di Ponpes Ploso Kediri tersebut Riyanto berkali-kali menyeka air mata dan meminta maaf dengan menciumi tangan pada keluarga besar Ponpes Ploso atas tindakan yang telah dilakukannya.

Detikcom berusaha mengkonfirmasi pengakuan Riyanto Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi. Namun Anthon belum bisa dihubungi.

Dugaan teror penyerangan kiai di Ponpes Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri terjadi pada Senin (19/2/2018) lalu. Riyanto saat itu sedang berkunjung sebagai tamu ke Ponpes Al Falah Ploso untuk menemui salah seorang kiai.

Dia mengarang cerita bohong kepada pihak keamanan pondok, bahwa baru saja dia didatangi tiga orang pria berbadan kekar. Dua diantara pelaku melumpuhkannya dengan cara menodongkan pisau dan menarik tangannya ke belakang. Sedangkan satu pelaku mengawasi.

Para pelaku mencari salah satu kiai untuk dibunuh. Tetapi, tiba-tiba pelaku mengibaskan sapu tangan ke arah Riyanto, sekejap mereka menghilang. Keterangan palsu ini ternyata juga disampaikan Riyanto saat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) oleh pihak kepolisian.

Akibat keterangan palsu Riyanto ini, pihak keamanan ponpes akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai. Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto-fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial.

Polda Jatim telah memeriksa kejiwaan Aziz selama dua hari di RS Bhayangkara Polda Jtaim. Dan hasilnya, Aziz tidak gila. "Iya hasilnya sudah keluar, dia (Aziz) dinyatakan tidak gila," ujar Barung saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

Sumber: Detik.com
LihatTutupKomentar