FPI dan Habib Rizieq di Mata Habib Mundzir

FPI Habib Rizieq di Mata Habib Mundzir 1. Apakah menurut habib ada adu domba di balik smua ini? 2. Apakah Islam mengajarkan kekerasan/kebrutalan seperti itu? 3. Apakah para habaib di seluruh Jabodetabek sudah menasehati Habib Riziq yang notabene sering memprovokasi dalam ceramhnya?
FPI Habib Rizieq di Mata Habib Mundzir
FPI dan Habib Rizieq di Mata Habib Mundzir

a. FPI dan Islam

Penanya:

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk habib yang kami muliakan. Ada beberapa masalah yang ingin ana tanyakan pada habib. Sekarang sedang ramai di semua media, baik elektronik maupun cetak mengenai insiden FPI dan AKKBB yang terjadi di Monas kemarin. Ada yang setuju FPI dibubarkan dan tidak setuju. Alhasil sekarang sesama umat Islam saling berbenturan diantaranya Banser, Ansor, Garda Bangsa dengan FPI. Yang ingin saya tanyakan adalah:

1. Apakah menurut habib ada adu domba di balik smua ini?
2. Apakah Islam mengajarkan kekerasan/kebrutalan seperti itu?
3. Apakah para habaib di seluruh Jabodetabek sudah menasehati Habib Riziq yang notabene sering memprovokasi dalam ceramhnya?

Saya membaca seruan dari habib di artikel depan agar para jamaah Majelis Rasulullah tidak usah ikut-ikutan berdemo. Saya sangat senang dengan sikap Habib Munzir Almusawa yang sangat bijak dalam menyikapi masalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban Al-Habib Munzir Al-Musawa:

‘Alaikumussalam Wr. Wb. KedermawananNya Swt. semoga selalu menaungi hari-hari Anda dengan kesejahteraan. Saudaraku yang kumuliakan:

1. Betul, tentunya ini adalah keinginan negara adikuasa musuh-musuh Islam. Mereka melindungi dan mendukung Ahmadiyah demi kehancuran muslimin. Mereka ingin muslim saling hantam satu sama lain dan mereka ingin muslimin berbuat anarkis pada Ahmadiyah. Sehingga pemerintah menghantam mereka, maka Ahmadiyah berbalik dilindungi oleh pemerintah, dan dilindungi oleh muslimin yang benci anarkis. Maka musuh-musuh Islam bertepuk tangan gembira tanpa harus repot-repot melindungi Ahmadiyah, biar pemerintah dan muslimin sendiri yang melindungi mereka.

2. Rasul Saw. tak mengajarkan mengangkat senjata kecuali pada yang mengangkat senjata pada kita, tidak mengajarkan kebrutalan. Bahkan mereka yang memerangi muslimin pun Rasul Saw. masih sangat lembut pada mereka, dengan mengharamkan menyerang wanita dan anak-anak, diharamkan memukul wajah, diharamkan menyerang orang yg tak bersenjata, dan banyak lagi. Ini perbuatan Rasul Saw. bagi musyrikin yang memerangi Islam dengan senjata.

3. Sudah banyak para ulama yang menyampaikan nasehat mengenai ini yang disampaikan pada beliau, dengan pertemuan langsung atau dengan perantara. Diantaranya Guru Mulia kita al-Hafidz al-Musnid al-Habib Umar bin Hafidz saat kunjungannya ke Indonesia, juga almarhum Habib Anis bin Alwi al-Habsyi Solo, juga Almarhum al-Habib Abdurrahman Assegaf Bukit Duri, dan banyak lagi.

Namun Habib Riziq Shahab bukan musuh kita, beliau sangat baik dan berjuang membela dakwah islamiyah. Namun barangkali terlalu berhasrat, dan kita mesti membelanya dari dianiaya atau didzalimi dan merangkulnya. Karena banyak juga kegiatan FPI yang positif, yaitu berkhidmat di Aceh ketika bencana tsunami, juga berjihad di Poso dll.

Ketika saya tanyakan perihal ini pada Guru Mulia kita, beliau mengatakan bahwa: “Masing-masing muslim punya cara dalam dakwahnya, ada yang dengan kekerasan, namun kita tetap mengikuti salafusshalihin dan bersama guru-guru kita, yaitu dengan kelembutan.”

Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga sukses dengan segala cita-cita, semoga dalam kebahagiaan selalu. Wallahu a’lam.

Sumber:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=14948&catid=9

b. Apa Dalil FPI

Penanya:

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kami selalu berpendapat bahwa Islam itu adalah Damai dan Sejuk serta Penuh Kasih Sayang, sesuai dengan tausiyah Habib dan Habib Umar yang selalu menggambarkan kesabaran, kelemahlembutan, keagungan dan lain-lain dari Rasulullah Saw. yang tidak pernah menyakiti siapapun (dari golongan agama apapun).

Tentang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI, kami sangat menyayangkan sekali terjadi sehingga muncul masalah-masalah baru sebagaimana Habib kemukakan pada tanggapan Habib di website ini. Masya Allah jika menyebabkan makin ruwet akibat tindakan FPI tersebut.

Sebenarnya apakah ada dalil di al-Quran, al-Hadits atau ijtihad ulama, yang menjadikan dasar bagi FPI untuk melakukan tindakan tersebut. Mungkin saja FPI mencontoh dari tindakan Khulafaur Rasyidin yang memerangi nabi palsu atau mereka yang menolak membayar zakat. Menurut Habib, apakah yang menjadi Dalil dari FPI untuk melakukan tindakan tersebut? Sangat disayangkan sesama Muslim saling bertempur. Sekian dahulu Habib, terima kasih sebelumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban Al-Habib Munzir Al-Musawa:

‘Alaikumussalam Wr. Wb. KedermawananNya Swt. semoga selalu menaungi hari-hari Anda dengan kesejahteraan. Saudaraku yang kumuliakan, mengenai perbuatan Khulafaur Rasyidin itu adalah tindakan khalifah. Maka tak ada yang menyalahkan mereka, dan tindakan mereka sesuai dengan syariah dan bukan main hakim sendiri. Tentunya ada dalil dari al-Quran dan al-Hadits, namun perbedaan penafsiran.

Namun kita dan para salafusshalih tak mau menafsirkan begitu saja, setiap ayat dan hadits itu tak bisa dipotong dan diambil dzahirnya sebelum dilihat dulu syarah haditsnya masing-masing oleh para imam dan muhadditsin. Kita lihat bagaimana para imam, para sahabat, tabi’in dll. tak ada yang memberontak pemerintahnya walau pemerintahnya dzalim di masa mereka, sebagaimana riwayat di bawah ini:

Sabda Rasulullah Saw.: “Barangsiapa yang melihat pada penguasanya suatu cela maka hendaknya ia bersabar akan penguasa itu. Sungguh mereka yang memisahkan dirinya sejengkal dari khalayak lalu ia wafat maka ia mati dalam kematian jahiliyyah.” (Shahih Bukhari).

Sabda Rasulullah Saw.: “Barangsiapa yang mengangkat senjata pada kita maka bukan dari golongan kita.” (Shahih Bukhari).

Sabda Rasulullah Saw.: “Akan kalian lihat sesuatu yang kalian benci dan permasalahan yang kalian ingkari setelah aku wafat nanti.” Maka para sahabat berkata: “Apa yang kau perintah pada kami jika itu telah terjadi wahai Rasulullah?” Rasul Saw. menjawab: “Tunaikan hak mereka, dan tuntutlah hak kalian pada Allah.” (Shahih Bukhari). Hadits ini telah jelas melarang kita menuntut hak kita dengan kekerasan pada penguasa.

Kami mengadukan kejahatan penguasa yang bernama Hajjaj kepada Anas bin Malik Ra. Maka berkata Anas bin Malik Ra. pada kami: “Bersabarlah (jangan berontak), karena tiadalah zaman kecuali yang zaman berikutnya akan lebih buruk lagi, sampai kalian berjumpa dengan Tuhan kalian. Dan aku mengetahui ini dari Nabi kalian Saw.” (Shahih Bukhari). Riwayat ini menjelaskan bahwa Anas bin Malik Ra. menenangkan mereka agar reda dan bersyukur, karena zaman setelah mereka akan lebih buruk lagi, maka hendaknya mereka bersabar dan bertakwa.

Lewat seorang muslim di masjid dengan membawa senjata, maka Rasul Saw. berkata: “Peganglah dari mata pedangmu (memegangnya terbalik tanda kedamaian), agar tidak mengganggu orang lain.” (Shahih Bukhari).

Sabda Rasulullah Saw.: “Mencaci orang muslim adalah fasiq, dan memeranginya adalah kufur.” (Shahih Bukhari).

Sabda Rasulullah Saw.: “Janganlah kalian kembali pada kekufuran setelah wafatku dengan saling memerangi satu sama lain.” (Shahih Bukhari).

Dan banyak lagi. Saya kira masalahnya adalah perbedaan penafsiran dalam hal ini. Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga sukses dengan segala cita-cita, semoga dalam kebahagiaan selalu. Wallahu a’lam.

Penanya:

Habib, sebelumnya maaf kalau pertanyaannya masih sama dengan di atas. Karena yang saya dapatkan ceritanya, Nabi Saw. orang yang menjunjung nilai akhlak yang paling baik di dunia. Tapi beliau pun secara tegas menentang nabi palsu Musailamah Alkadzab yang diteruskan oleh Sayyidina Abu Bakar setelah Nabi wafat. Begitu juga dengan golongan Islam yang tidak mau membayar zakat. Di sini Secara tegas dan fisik ditentang (diperangi) oleh pemimpin Islam di zaman tsb.

Bisa saja kan kalau Nabi Saw. minta kepada Allah supaya masalah nabi palsu dan orang fasiq tsb diberikan hidayah? Tapi kenapa diperangi? Bukankah otomatis dari dalil yang Anda berikan di atas, para sahabat Nabi menjadi kufur karena mengangkat senjata kepada saudara muslimnya?

Saya setuju dengan dalil yang Anda berikan mengenai kedamaian dan ketenangan di dalam hati kaum Muslimin. Tapi di sini saya menjadi bingung, karena ada beberapa habib yang mendukung FPI, bahkan ada habib juga yang mengatakan FPI sebagai PKI.

Saya jadi ingat soal Aa Gym, beliau sebegitu halusnya dalam berdakwah dan konsentrasi dengan kebaikan “hati”, tapi beliau menghilang ditelan bumi setelah melakukan “sesuatu” yang halal. Apakah nantinya perjuangan Anda juga akan berakhir seperti ini jika tidak tegas dalam menghadapi problem ummat yang terjadi?

Saya melihat di zaman Nabi Saw. ada Sayyidina Abu Bakar (dengan hartanya), Sayyidina Umar bin Khatab (dengan ketegasannya), Sayyidina Utsman bin Affan (dengan kerapihannya) dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib (dengan cendikiwannya) secara bersama berjuang dan tidak saling mengatakan “dia yang benar” agar Islam menjadi besar seperti sekarang.

Saya lebih suka kalau di saat bersamaan ada muslim yang berjuang dengan akhlak dan ibadahnya, dan ada Muslim yang berjuang dengan ketegasannya. Di manapun seorang Islam berada, mereka kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah diam sampai mereka mendapati kamu ikut dengan mereka.

Bisakah kita bersatu seperti Nabi dengan sahabatnya yang memiliki kontribusinya masing-masing kepada dakwah Islam? Dengan hartanya, dengan ketegasannya dan dengan ilmunya. Kenapa para habib saling mengeluarkan dalil merasa dirinya paling benar? Islam akan tetap sebagai objek! Apapun yang kita lakukan, mereka (Yahudi dan Nasrani) tidak akan tinggal diam.

Yuk kita sama-sama merapatkan barisan dan tidak mengeluarkan tafsir-tafsir sendiri. Ada yang bagian akhlak, bagian doa dan ada yang bagian angkat Senjata. Toh Islam tetap salah sampai akhir kiamat nanti! Islam adalah objek. Maaf sekali lagi yah Bib kalau tulisan saya ada yang kurnag berkenan. Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban Al-Habib Munzir Al-Musawa:

‘Alaikumussalam Wr. Wb. Kebahagiaan dan kesejukan hati semoga selalu menaungi hari-hari Anda. Saudaraku yang kumuliakan, terimakasih atas himbauan Anda. Namun perlu Anda ketahui, sejarah bahwa perbuatan para khalifah Khulafaur Rasyidin itu mereka pemimpin, bukan main hakim sendiri. Jika yang Anda maksud bersatu adalah membenarkan pendapat main hakim sendiri, maka hal ini tentunya perlu diluruskan.

Mengenai pendapat ulama atau kyai atau habaib yang berbeda penafsiran dengan membenarkan perbuatan main hakim sendiri maka mereka siap bertanggungjawab atas fatwa dan pendapatnya itu, maka silakan saja, kita tak bermusuhan.

Ummat yang senang dengan kekerasan maka mereka menemukan gurunya, dan ummat yang suka kelembutan mereka temukan gurunya pula. Maka ummat ini tak ke mana-mana, masih dalam naungan para kyai dan habaib.

Saran saya, dalam menanggapi masalah-masalah selalulah dengan keluasan dan ketenangan, hingga segala masalah menjadi terang dan mudah. Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga sukses dengan segala cita-cita, semoga dalam kebahagiaan selalu. Wallahu a’lam.

Sumber aslinya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&catid=9&id=15106

c. Gus Dur dan FPI

Penanya:

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ya Habib, saya sangat sedih melihat berita di televisi dengan adanya perseteruan antara Gus Dur yang notabone seorang ulama, kyai, bahkan cucu Syaikh Hasyim Asy’ari seorang pendiri NU dan penyebar Aswaja di bumi Nusantara, dengan Habib Rizieq yang notabone juga seorang dzurriyah Rasul dan mengajarkan untuk selalu mengatakan yang benar meskipun itu pahit. Dan mereka juga sama-sama muslimin, bersaudara. Apa tidak mungkin ini akan dijadikan suatu bahan olok-olokan dari kaum kafir? Menurut Habib Mundzir apa yang seharusnya diperbuat oleh kedua belah pihak dan tolong diberikan penjelasam dan pencerahan apakah memang kita harus tegas dan keras seperti ikhwan FPI? Tapi saya kurang setuju setelah ikut dalam MR ini, saya menemukan sosok kelembutan di dalam ajaran Islam. Syukron katsiran ya Habibi, wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban Al-Habib Munzir Al-Musawa:

Saudaraku yang kumuliakan, kita berusaha saja membenahi muslimin semampunya. Jika tak mampu menasehati Habib Riziq dan Gus Dur maka nasehatilah pengikut mereka, agar jangan terpancing dalam kekerasan dan adu domba. Dan bisa saja ini adalah pengalihan perhatian saja agar masyarakat teralihkan dari masalah BBM, kepada masalah Ahmadiyah dll.

Jelas sudah Rasul Saw. bersabda: “Allah tidak mengasihani orang yang tak mengasihani orang lain.” (Shahih Bukhari).

Beliau Saw. bersabda pula: “Janganlah kalian kufur setelah aku wafat hingga kalian saling hantam satu sama lain.” (Shahih Bukhari).

Sabda beliau Saw.: “Akan kau lihat setelahku wafat hal-hal yang kalian pungkiri (musibah, perpecahan dll). Bersabarlah, hingga kalian berjumpaku di telaga haudh.” (Shahih Bukhari).

Sabda beliau Saw.: “Akan kau lihat hal-hal yang tak kalian sukai muncul setelah aku wafat.” Para sahabat bertanya: “Apa yang kau perintahkan pada kami wahai Rasulullah?” Beliau Saw. bersabda: “Tunaikan hak kalian pada mereka, namun jangan minta hak kalian tapi mintalah hak kalian dari Allah.” (Shahih Bukhari).

Hadits di atas ini jelas sudah Rasul Saw. menyarankan kita untuk tak terlalu memaksakan menuntut hak kita dari penguasa atau kelompok jika mereka berbuat kekurangan dalam hak kita, namun mintalah hakmu dari Allah.

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang memerintahkan kita agar reda dari mendemo pemerintah. Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga sukses dengan segala cita-cita, semoga dalam kebahagiaan selalu. Wallahu a’lam.

Sumber aslinya:
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=28&func=view&catid=9&id=14918

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan rahmat Nya swt dan kebahagiaan semoga selalu tercurah pada anda dan keluarga,

habiby yg kumuliakan,
ahlan wa sahlan habiby wa qalby, mengenai jadwal majelis kita di darulmustofa belum ada permintaan dari fihak sana untuk kunjungan taklim bulanan dari majelis Rasulullah saw,

mengenai pandangan saya terhadap FPI terus terang saja mempunyai banyak hal hal yg mulia, namun banyak hal hal yg tidak sesuai dengan pendapat saya. karena kekerasan dan emosi bukanlah cara sang nabi saw untuk menyebarkan agama dan sunnahnya saw.

tentunya habib rizik mempunyai alasan pula bahwa mengapa hal itu mesti dilakukan,.

namun ikhtilaf ini bukan berarti permusuhan, saya mencintai habib rizik dan saya sangat menghormatinya, beliau seorang yg bersemangat dan berjiwa baja membela kebenaran.

habiby yg kumuliakan, saya berpegang pada ucapan guru kita Alhabib Umar bin hafidh bahwa emosi dan kekerasan bukanlah cara untuk memperbaiki ummat.

namun sekali lagi, bahwa habib rizik adalah habib nomer satu di indonesia yg paling bersemangat menegakkan kebenaran, saya salut atas keberaniannya dan kehebatannya dalam menjalankan dakwahnya, dan kami berteman dan bersaudara akrab,

habib rizik tahu betul bahwa diantara kita ada perbedaan, namun beliau memakluminya dan tak memusuhi saya, dan sayapun demikian, kita saling maklum dan sama sama berjuang untuk dakwah Rasul saw.

demikian habiby, semoga dalam kemudahan dalam menyelesaikan ujiannya, dan dilimpahi penyelesaian dalam segala permasalahan

http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid&func=view&catid=9&id=3452#3452

2008/02/28 10:42

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai hb rizik, tentunya apa apa yg beliau sampaikan bertentangan dg salafusshalih dan para Kyai dan Habaib kita, dalam hal ini kita berbeda pendapat dg beliau, namun berbeda pendapat bukan bermusuhan, karena beliau berbuat itu demi kebaikan, kita berlapang dada dan beliau tetap saudara kita,

dan antara saya dengan beliau tak ada masalah apalagi permusuhan, kita tetap satu niat dengan beliau walau berbeda cara, namun saya masih berat jika mengundang beliau ke almunawar, karena ini akan difahami jamaah bahwa kita membenarkan cara dakwah beliau yg bertentangan dg sebagian besar para kyai dan habaib, yg dirisaukan dengan hal itu maka jamaah MR akan ikut pula FPI dalam pengrusakan dan kekerasan, tentunya hal ini tak membawa akibat yg baik.

tentunya cara dakwah kita bertentangan dan saya tak setuju dengan metode dakwah beliau yg demikian tegasnya, namun kita tak bermusuhan.

jika saya jumpa beliau di majelis majelis maka kami bercanda biasa dan akrab, namun beliau dg caranya dan metodenya, dan saya dengan cara yg berbeda, tanpa memutus suilaturrahmi.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam


Sumber: http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid&func=view&catid=9&id=12113#12113
LihatTutupKomentar